Perbedaan Antara Penerbit Mayor, Penerbit Indie dan Self Publishing
Dulu, aku sangat penasaran tentang apa itu penerbit mayor, penerbit indie, juga self publishing. Istilah tersebut sama-sama merujuk pada penerbitan buku, tapi tetap saja ada bedanya. Ada kekurangan dan kelebihan pada masing-masing penerbit buku tersebut.
Penasaran itu muncul saat sedang menggebu-gebunya ingin menerbitkan buku sendiri. Maklum, lha , penulis pemula. Punya satu cerita tamat di wattpad saja langsung pengin menerbitkan novel. Padahal sama sekali nol PUEBI dan KBBI, juga strategi marketing yang sama sekali tidak kumiliki.
Apa Sih Perbedaan Antara Penerbit Mayor, Penerbit Indie dan Self Publishing?
Lewat penasaran tersebut, aku mulai browsing tentang apa itu penerbit mayor, penerbit, indie, self publishing, sampai pada biaya menerbitkan buku. Dan inilah hasil dari pencarian tentang istilah-istilah tersebut.
1. Penerbit Mayor
![]() |
Penerbit Mayor |
Apa itu penerbit mayor? Penerbit mayor adalah perusahaan penerbitan buku dengan skala yang besar. Bisa dikatakan penerbit mayor ini adalah perusahaan publisher buku yang tidak main-main. Tentu sangat profesional dalam managementnya. Nama brand-nya pun sudah pasti terkenal.
Contoh Penerbit Mayor
Di antara contoh dari penerbit mayor adalah penerbit gentang pustaka, penerbit republika, penerbit Yudhistira, Erlangga penerbit, Elex Media Komputindo, penerbit Mizan, penerbit Gramedia dan lain-lain.
Kelebihan Penerbit Mayor
- Merupakan penerbit buku gratis. Bagi kamu yang suka gratisan dan punya naskah tamat, kamu bisa mengirim naskahmu ke penerbit mayor. Jika berbicara masalah gratis, itu artinya kamu tidak perlu memikirkan buku yang tidak laku di pasaran. Toh produksinya juga gratis.
- Hanya memerlukan stor naskah, karyamu akan dimuat di perusahaan penerbit mayor. Jadi, kamu tidak perlu repot-repot mendesain cover, layout naskah, dan editing naskah lainnya.
- Sudah termasuk ISBN. Kalau kamu menerbitkan buku sendiri di penerbit mayor, artinya bukumu sudah otomatis terdaftar ISBN.
- Ada tim marketing yang handal. Nah, Point ini yang terpenting. Jika tidak memiliki ilmu promosi dan penjualan, sangat susah untuk memasarkan novelmu sendiri. Penerbit mayor ini sudah disertai tim marketing yang tidak diragukan lagi. Point plusnya, Penerbit mayor sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan toko buku raksasa dan menyebarkan produksinya di toko buku tersebut. Keren, kan?
Kekurangan Penerbit Mayor
- Seleksi sangat ketat. Tentu saja, penerbit dengan skala besar hanya menginginkan naskah yang berkualitas. Kalau kalian penulis novel pemula sepertiku, kayaknya minggir dulu deh. Faktor lain dari seleksi ketat ini adalah karena penerbit ini gratis. Pasti banyak sekali pemintnya.
- Royalti Kecil. Ya, kamu akan mendapatkan fee yang kecil dari penerbit mayor ini. Bagaimana nggak kecil, wong menerbitkannya saja gratis. heheheee ...
- Kreatifitas penulis dibatasi. Ada peraturan-peraturan khusus yang ditetapkan oleh penerbit mayor yang harus dipatuhi oleh penulis. Misal, harus bergenre Fantasi, harus sekian kata perbab, dan lain-lain.
2. Penerbit Indie
![]() |
Penerbit Indie |
Sudah paham kan tentang penerbit mayor? Kalau sudah, kita beralih ke penerbit indie, yaaa. Penerbit indie adalah penerbit yang independent atau mandiri.
Maksudnya gimana?
Jadi gini, jika penerbit mayor adalah real penerbit, penerbit indie adalah penerbit yang mandiri. Artinya kalian menerbitkan buku sendiri bukan dari real penerbit. Pokoknya kalau kalian ingin menerbitkan buku, ya terbitkan saja secara mandiri di penerbit indie. Oh, iya, karena independent, tentunya pasar penerbit indie tidak sebesar penerbit mayor.
Biaya Menerbitkan Buku Indie
Untuk berapa biaya menerbitkan menerbitkan buku di penerbit Indie, mereka memiliki daftar harga yang berbeda. Pilih saja paket penerbitan buku murah yang mereka tawarkan. Pokoknya sesuaikan dengan kemampuanmu. Pertimbangkan juga laku atau tidaknya bukumu.
Kelebihan Penerbit Indie
- Royalti lebih besar dari penerbit mayor. Ini tentu saja, karena memang kita mengeluarkan uang di sini. Kita membayar mereka dengan hasil yang nantinya akan dibagi bersama.. Masing-masing persentase ketentuan dari fee penerbit ini berbeda-beda.
- Naskah 90% diterima. Jika kalian gagal masuk ke penerbit mayor karena mungkin ceritamu jelek menurut mereka, kalian bisa menerbitkan buku sendiri di penerbit indie. Dan sepertinya sudah pasti akan diterima. 10% tidak diterima karena mungkin ceritamu tidak layak ketentuan standar mereka.
- Mengenai ISBN, ada sebagian penerbit Indie yang memfasilitas pengurusan ISBN ini. Ada juga yang tidak. Tinggal kamu pilih saja penerbit buku murah mana yang sesuai kantongmu yang bisa menyediakan sekalian ISBN nya.
Kekurangan Penerbit Indie
- Karena penerbit indie adalah bukan penerbitan masal, buku yang dicetak pun tidaklah banyak. Mereka mencetak sesuai kebutuhan pasar/konsumen. Ada juga penerbit Indie yang memasang harga berdasarkan beberapa paket. Tiap paket memiliki jumlah minimum cetak yang bisa dipilih penulis sesuai kemampuan finansial penulis.
- Risiko tidak laku murni dibebankan ke penulis/pemesan. Jadi, jika kamu belum yakin bukumu akan laris di pasaran, sebaiknya tunda dulu untuk menerbitkan Indie. Atau bisa kamu siasati dengan sistem PO. Jika yang order sudah memenuhi jumlah minimum, bisa langsung kamu cetak bukumu di penerbit Indie.
- Sistem promosi seadanya. Memang dalam perusahaan penerbit Indie ada tim promosi dan pemasaran, tapi tim tersebut hanya sekadarnya saja. Jarang sekali ada penerbit Indie yang memasukkan bukunya ke toko-toko buku besar, kecuali memang bukunya sangat laku di pasaran.
- Penulis Dipandang Kurang Hebat. Ha? Kok bisa? Bisa sekali! Menerbitkan buku sendiri tanpa adanya seleksi pasti semua penulis juga bisa. Tidak harus penulis hebat, kan? Beda kalau penerbit Mayor yang merupakan penerbit buku gratis dengan seleksi yang ketat. Yang bisa tembus mayor, tentu tidak diragukan nama besarnya.
3. Self Publishing
![]() |
Self Publishing |
Satu lagi, penerbit buku yang bisa ditempuh jika ingin menerbitkan buku sendiri, yaitu Self Publishing. Gampangnya, self publishin ini sama dengan kalian mencetak buku sendiri di percetakan yang kalian pilih sendiri. Pokoknya, kalian benar-benar mandiri dalam menerbitkan bukumu.
Kelebihan Self Publishing
- 100% keuntungan adalah menjadi milikmu. Tentunya sudah dikurangi biaya kotor percetakan. Di sini kamu tidak lagi bekerja sama dengan pihak penerbit manapun. Jadi, otomatis keuntungan penjualan hanya jatuh di kantongmu.
- Bisa menerbitkan buku suka-suka. Tidak harus terkait dengan aturan penerbit manapun. Pokoknya bebas. Kalian mau genre apa, terserah. Mau berapa ribu kata dalam satu bab, terserah. Mau kalian isi uh ah uh ah juga terserah, asal dosa juga ditanggung sendiri.
Kekurangan Self Publishing
- Jika keuntungan adalah 100% milikmu, begitu juga dengan kerugiannya. Ada yang tidak laku juga itu menjadi risiko yang harus kamu tanggung.
- Dipaksa menjadi editor sendiri. Ingat, self publishing adalah penerbit yang tidak menggandeng pihak manapuun. Tidak ada tim editor, juga tidak ada tim pembuat cover. Kamu harus kerja sendiri. Kecuali kalau kamu punya tim sendiri.
- Promosi sendiri. Kalian harus promosi secara mandiri, karena tidak ada tim promosi di sini. Jika kalian sama sekali tidak punya kemampuan marketing, mending jangan deh. Kecuali kalau itu untuk bentuk fisik kenang-kenangan jika kamu pernah punya naskah tamat.
- Mengurus ISBN sendiri. Jika kamu ingin bukumu ber ISBN, kamu harus urus sendiri. Padahal mengrus ISBN itu tergolong ribet dan lama, karena sudah berdesakan dengan ISBN yang dibawa penerbit Mayor dan penerbit Indie. Kalau bagimu ISBN itu nggak penting, ya point ini tidak akan menjadi masalah buatmu.
Sudah paham, kan, perbedaan tiga penerbit di atas? Nggak ribet, kok. Pokoknya kalau itu penerbit buku gratis, berarti masuk penerbit mayor yang penuh seleksi. Keren, kan.
Kalau pernerbit itu bayar, meski ambil paket penerbitan buku murah, itu termasuk penerbit indie. Penerbit novel wattpad tuh banyak yang menerbitkan indie. Di samping hasil royaltinya lebih tinggi dari mayor, tentunya punya tim promosi juga.
Yang terakhir, kalau kalian benar-benar ngebet menerbitkan buku sendiri dan memilih percetakan secara mandiri, namanya self publishing. Di sini kalian dituntut untuk menjad editor naskah mandiri. Enaknya, semua fee tidak terbagi. Nggak enaknya, semua kerugian juga ditanggung sendiri. Hahaha ...
Bagaimana? Kalian pilih penerbit buku mana untuk menerbitkan buku sendiri? Kalau aku sih pilih terbit platform aja. Wkwkwkkk ....